Selamat Datang di Kampus Putih -Madrasah Darussalam IBS

Jadi Manusia yang Dirindukan atau Dihindari? Pelajaran dari Khotbah Jumat di Madrasah Darussalam IBS

Khotbah Jumat di Madrasah Darussalam IBS mengingatkan kita tentang tiga tipe manusia: seperti makanan pokok, obat, dan penyakit. Kamu termasuk yang mana? Simak renungannya di sini.

ARTIKEL/OPINI

Aulia Agustini - Media

8/8/20251 min baca

    Mdibs.sch.id - Madrasah Darussalam IBS, Jumat, 8 Agustus 2025 – Dalam suasana khusyuk dan tertib, pelaksanaan Sholat Jumat di lingkungan Madrasah Darussalam IBS kembali menjadi momen penuh hikmah. Kali ini, khatib menyampaikan tema menarik dan mengena di hati: tentang tiga tipe manusia dalam kehidupan, sebagaimana disebutkan dalam kitab Siyar A’laam al-Nubala’ jilid 10 halaman 282. Kita semua, tanpa sadar, bisa termasuk dalam salah satu dari tiga tipe berikut:

1. Manusia Seperti Makanan Pokok

   Orang yang selalu dibutuhkan dan dirindukan. Ia hadir membawa manfaat, seperti nasi yang tak pernah absen dari piring makan kita. Kalau dia tak ada, terasa hilang dan membuat resah. Inilah tipe manusia yang benar-benar bermanfaat untuk banyak orang.

2. Manusia Seperti Obat

    Dia hanya dicari saat orang lain sedang “sakit”  saat galau, bingung, atau butuh bantuan tertentu. Tetap berguna, tapi tidak dicari setiap saat. Kehadirannya menenangkan, tapi tidak selalu dibutuhkan seperti tipe pertama.

3. Manusia Seperti Penyakit

    Tipe yang satu ini sebaiknya kita hindari. Ia hadir membawa keresahan, bukan ketenangan. Di mana pun berada, orang merasa tidak nyaman. Bukannya menambah solusi, justru menambah masalah. Khatib pun menutup khutbah dengan ajakan reflektif.

   “Alangkah indahnya jika hidup kita senantiasa punya makna bagi kehidupan orang lain, minimal dibutuhkan untuk suatu saat tertentu. Jangan sampai kita menjadi penyakit yang tak disuka siapapun dan kapanpun karena keberadaannya adalah selalu merugikan dan meresahkan.”

   Sebuah pengingat halus namun mengena. Mari kita terus berupaya menjadi pribadi yang menghadirkan manfaat, bukan hanya sekadar ada, apalagi menjadi beban.***